Jenis Hama Tanaman Sayur Dan Palawija Serta Cara Pengendaliannya Paling Komplet

FaundaDanFlora.Com – Tanaman sayur merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Selain selaku bahan makanan, sayuran juga menyimpan banyak kandungan vitamin yang dibutuhkan manusia. Karena itulah, proses budidaya tanaman sayur terus dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan pangan kita.


Namun dalam proses pembudidayaan tanaman sayur yang menjadi kendala bagi para petani adalah adanya organisme pengganggu flora (OPT) hama dan penyakit yang kerap menyerang flora. Ada banyak jenis hama yang biasa menyerang flora budidaya sayuran, palawija dan perkebunan. Beberapa hama tersebut sangat merugikan petani sebab menyebabkan pengaruh yang besar bila tidak dilaksanakan pengendalian.


Organisme pengganggu tumbuhan mampu menyebabkan kerusakan secara fisik sehingga menjadikan kerugian bagi petani. Berikut ini berbagai jenis hama flora yang kerap menganggu flora sayur dan cara pengenaliannya.


Jenis Hama Tanaman Sayur dan Palawija


Ulat Tritip (Plutella xylostella)


Plutella xylostella mulai merusak tumbuhan dari stadia larva atau saat masih menjadi ulat . Sedangkan imago hama ini memiliki warna sayap yang bubuk-bubuk kecoklatan.


Ulat Tritip menyerang dengan cara mengkonsumsi bagian bawah daun sehingga cuma menginggalkan epidermis bagian atas bekas gigitan ulat akan pecah dan menjadikan lubang besar pada daun. Pada populasi ulat yang tinggi mampu menjadikan hampir seluruh daun disantap larva dan cuma meninggalkan tulang-tulang daunnya saja.


Biasanya, hama ulat tritip menyerang tumbuhan yang masih muda, yaitu sebelum flora membentuk krop dan paling banyak muncul pada pertanaman berumur 2-6 ahad setelah tanam.


Cara pengendalian ulat tritip:


Pengendalian mekanis



  • Lakukan observasi pada tanaman, jika terdapat populasi ulat tritip maka musnahkan dengan cara di pijit hingga mati.

  • Pada hari mulai gelap, buat obor dibeberapa penjuru kebun, kemudian pada bagian bawah obor didiberi piring atau cawan yang berisi air. Cara ini untuk mengundang hama supaya mendekat dan jatuh ke dalam piring atau cawan berisi air, lalu mati.


Pengendalian Biologis



  • Kendalikan menggunakan musuh alami mirip burung gereja dan prenjak. Burung ini sering mencari pakan berbentukulat tritip.

  • Beri serangga Angitia cerophaga Grav. Serangga ini akan bertelur pada tubuh ulat atau pupa tritip. Setelah menetas, ulatnya keluar dan menyantap tubuh ulat tritip atau pupa yang ditempati (endoparasit).

  • Gunakan basil Bacillus thuringiensis Berliner. Karena ulat yang terkena semprotan dari basil ini dalam waktu berapa hari akan mati dan menjadi keras, demikian juga kepompongnya.


Pengendalian Kimia


Jika jumlah ulat sangat banyak maka seharusnya kerjakan penyemprotan dengan insektisida. Namun semestinya pemakaian insektisida ini selalu bergantian jenisnya semoga tidak menimbulak kekebalan pada hama.


Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)


Ulat tanah memiliki warna hitam kebau-abuan. Hama ini menyerang tumbuhan yang baru pindah tanam dengan memakan batang utama serta titik tumbuhnya. Ulat tanah aktif merusak tanaman pada malam hari.


Gejala tanaman sayur balasan hama ini ditandai dengan adanya tanaman muda yang patah batang atau bagian tangkai daun yang terpotong.


Cara Pengendalian Ulat Tanah



  • Pengendalian mekanis dapat dilakukan dengan cara mencari ulat tanah secara manual, kumpulkan dan musnahkan dengan cara dibakar.

  • Pengendalian secara teknis lakukan sanitasi lahan tanam sehingga lahan terbebas dari gulma atau bekas tumbuhan sebelumnya yang dijadikan selaku tempat bertelur ulat tanah.

  • Sedangkan pengendalian kimia bisa dijalankan dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif karbofuran, beta siflutrin, lamda sihalotrin, deltametrin, imidakloprid, sipermetrin, karbosulfan, dan lainnya.


Uret (Holotrichia sp)


Uret yakni larva dari larva kumbang coklat berwarna putih dengan tubuh melengkung dan kepala putih kemerahan.


Gejala tumbuhan sayur akibat hama uret nyaris sama dengan serangan pada hama ulat tanah yang ditandai dengan adanya pangkal batang flora muda yang terpotong balasan disantap uret.


Cara pengendalian hama uret


Lakukan pengendalian secara kultur jaringan dan secara kimia. Pengendalian secara kultur jaringan bisa dilaksanakan dengan melakukan pergiliran tanaman atau melaksanakan contoh tumpangsari dengan family yang berlainan.


Pengendalian secara kimia bisa dilakukan dengan melakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif karbofuran, beta siflutrin, lamda sihalotrin, deltametrin, imidakloprid, sipermetrin, karbosulfan, dan lainnya.


Kumbang (Epilachna sparsa)


Kumbang mempunyai ukuran kecil dengan warna terang dan berbintik-bintik, umumnya berwarna kuning dengan bintik hitam atau berwarna orange bintik hitam.


Hama kumbang umumnya menyerang flora pada dengan memakan daun bab atas sampai bawah. Sehingga menimbulkan tanda-tanda pada daun tanaman yang nampak berlubang-lubang.


Cara pengendalian hama kumbang


Lakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, beta siflutrin, emamektin benzoat, spinoteram, abamektin dan lainnya.


Hama Thrips (Thrips sp.)


Thrips adalah hama yang berperan selaku vektor penyebaran virus. Hama ini menyerang bagian bunga dan daun tanaman. Hama thrips lebih diketahui sebagai vektor virus mozaik (penyakit keriting).


Gelaja yang ditimbulkan dari hama Thrips yang menyerang bunga lazimnya menjadikan bunga menjadi kering dan rontok, sedangkan kalau daun yang terjangkit akan kering ke atas atau daun menguning menggulung keatas sampai menyebabkan perkembangan tanaman menjdadi kerdil, serta dibagian bawah daun berwarna keperak-perakkan.


Cara pengendalian hama thrips


Lakukan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif tiametoksan, emamektin, imidakloprid, beta siflutrin, deltametrin, spinoteram, abamektin dan lain-lain.


Tanaman inang : timun, gambas, melon, kentang, pare, labu, kacang panjang, bawang merah, semangka, cabai, terong dan tomat.


Kutu Daun


Ada dua jenis kutu daun yang sering menyerang tanaman hortikultura, yaitu kutu daun persik (Myzus persicae) berwarna kuning, kuning kemerahan, dan kutu daun kapas (Aphis gossipy) berwarna hijau gelap dan hitam. Biasanya kutu daun berukuran kecil sekitar 1-2mm. Hama ini disebut sebagai vektor virus mozaik (penyakit keriting).


Gajala serangan kutu daun menjadikan tanda-tanda daun menjadi keriput, keriting dan menggulung. Sedangkan pada serangan yang berat dapat mengakibatkan pertumbuhan tumbuhan terhambat, layu bahkan mati.


Cara pengendalian hama kutu daun


Lakukan secara kimia dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif emamektin, imidakloprid, beta siflutrin, deltametrin, spinoteram, abamektin dan lain-lain.


Tanaman inang : cabai, melon, timun, pare, semangka, gambas, kubis, kentang, dan tomat.


Ulat Grayak (Spodoptera litura)


Ulat grayak yang baru menetas berwarna hijau muda, bab segi coklat tua atau hitam kecoklatan dan hidup berkelompok. Beberapa hari lalu tergantung ketersediaan kuliner, larva menyebar dengan memakai benang sutera dari mulutnya. Siang hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab) dan menyerang tanaman pada malam hari. Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar.


Gejala serangan ulat grayak menyebabkan kerusakan pada daun sebab larva ulat grayak menghancurkan saun dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bab atas/transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja.


Sedangkan pada larva instar akan menghancurkan tulang daun dan menyerang buah. Serta serangan berat ulat grayak mengakibatkan tumbuhan gundul karena daun dan buah habis dimakan ulat. Serangan berat lazimnya terjadi pada musim kemarau.


Cara pengendalian Ulat grayak 


Cara pengendalian secara mekanis mampu dijalankan dengan mengambil telur yang melekat pada daun dan dimusnahkan. Lakukan pencucian gulma supaya tidak menjadi daerah berkembang biak dan bersembunyi ngengat dan ulat.


Cara kimiawi bisa dilaksanakan penyemprotan Bacillus thuringiensis atau Borrelinavirus litura atau disemprot insektisida seperti Azodrin sedini mungkin sebelum ulat pergi bersembunyi kedalam tanah.


Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)


Telur lalat buah Dacus cucurbitae Coq. berbentuk ramping, berwarna putih dan ukuran 1/12 inci dari panjangnya. Telur dimasukkan ke dalam buah dalam tandan 1 sampai 37 dan akan menetas dalam 2 hingga 4 hari. Lalat buah dewasa sedikit lebih besar dari lalat-lalat buah lainnya. Ukuranya 1/3 hingga 1/2 inci panjang dengan lebar sayap 1/2 sampai 3/5 inci. Lalat buah menyerang dengan memanfaatkan buah untuk makan dan tempat hidupnya dan imago merusaknya dengan menciptakan lubang pada buah untuk memasukkan telur.


Gejala yang ditimbulkan balasan lalat buah akan menyebabkan buah menjadi lunak lembap. Biasanya menyebabkan buah rontok dan menurunkan hasil buatan tana. Biasanya belatung lalat buah juga akan menyerang bibit muda, akar sukulen tekan semangka, dan batang dan kuncup tumbuhan inang seperti mentimun, labu dan lain-lain.


Cara Pengendalian lalat buah



  • Lakukan sanitasi lingkungan areal pertanaman.

  • Musnahkan buah yang sudah terserang dengan cara dibakar.

  • Gunakan perangkap lalat buah.

  • Lakukan penyemprotan insektisida untuk membunuh imagonya saja, alasannya telur dan larvanya tidak dapat disemprot sebab telah ada di dalam buah atau di dalam tanah.

  • Sebelum proses penanaman, kerjakan pengolahan tanah dengan cara membajak atau mencangkul tanah yang mau ditanami sampai kepompong yang ada di dalam tanah mampu mati alasannya adalah terkena sinar matahari.


Lalat pengkorok daun (Liriomyza huidobrensis)


Lalat pengkorok daun menyerang dengan meletakkan telur pada daun muda oleh serangga remaja dengan cara menusukkan ovipositornya. Dan saat menjadi larva akan mengorok bagian mesofil (bagian dalam) daun.


Gejala balasan lalat penggorok daun menjadikan bintik berwarna putih pada daun yang semakin usang akan bertambah banyak dan makin panjang sehingga warna daun menjadi keputih-putihan dan risikonya daun mengering dan mati. Dalam waktu hitungan kurang dari 5 hari hama pengorok daun ini menyerang bisa menyebabkan gagal panen.


Cara pengendalian lalat penggorok daun



  • Pengendalian dilakukan dengan manipulasi lingkungan (tritropic levels) dengan menggabungkan antara pengaturan teladan tanam dan penerapan teknologi pertanian ramah lingkungan.

  • Lakukan pengendalian dengan memakai insektisida dari kalangan piretroid dan organofosfat.


Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver)


Telur serangga oteng-oteng ini biasanya diletakkan didalam tanah atau didaun, sedangkan larva umumnya berwarna abu0abu kehitaman, agak gemuk dan mempunyai duru-duri dipermukaan tubuhnya dan banyak ditemukan hidup ditanah.


Gejala serangan hama oteng-oteng menyebabkan flora menjadi layu balasan jaringan akar dimakan larva dan daun dimakan kumbang, hama oteng-oteng juga menyerang bab akar tumbuhan. Hama ini menyerang dengan merusak dan memakan daun hingga daun menjadi bolong dan serangan berat menimbulkan daun hanya tinggal tulangnya saja.


Cara pengendalian hama oteng-oteng



  • Lakukan pengendalian secara kimia yaitu dengan menyemprot insektisida curacon 500 EC.

  • Pengendalian secara mekanik ialah dengan gropyokan.

  • Pengendalian juga dapat menggunakna Natural BVR atau PESTONA.


Siput (Achatina fulica)


Siput atau bekicot tergolong keong darat yang pada umumnya memiliki kebiasaan hidup di daerah lembab dan aktif di malam hari (nocturnal).Hama siput (Achatina fulica) merusak tanaman pada stadia imago atau hewan cukup umur.


Gejala serangan hama siput menyerang daun dan menghabiskan daun sampai hanya tersisa bagian tulang daun dan menyebabkan daun kering kecoklatan. Sedangkan bila tumbuhan masih kecil menyebabkan maut. Bagian tumbuhan yang diserang bekicot berbeda-beda mulai dari bab kulit batang, daun, bunga, buah, tanaman muda, sisa tanaman yang sudah kering sampai bagian keseluruhan dari tanaman tersebut.


Cara pengendalian hama siput



  • Lakukan pemberantasan dengan membuang dan membasmi semua bekicot yang berada di tumbuhan dan sekitar flora.

  • Dalam serangan berat dapat dilakukan dengan memakai insektisida/dijebak dengan debu prusi.

  • Lakukan sanitasi lingkungan dengan membersihkan areal pertanaman alasannya adalah hama ini menyukai kawasan-tempat yang lembab dan kotor.


Itulah isu yang diberikan wacana Jenis Hama Tanaman Sayur dan PalawijaSemoga berita yang diberikan bermanfaat dan mampu dijadikan selaku sumber literasi bagi pembaca.


0 Response to "Jenis Hama Tanaman Sayur Dan Palawija Serta Cara Pengendaliannya Paling Komplet"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel